Advertisement
Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Food Research International, menemukan bahwa beberapa jenis buah pir dapat membantu mengelola diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan bisul usus. Rahasianya adalah pada kulit, pulp dan jus dari pir Starkrimson dan pir Bartlett, yang mengandung konsentrasi tinggi senyawa fenolik, senyawa alami yang juga ditemukan di beberapa tanaman obat.
Saat ini, para peneliti hanya menyelesaikan studi tabung uji pendahuluan, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah hasil ini akan direplikasi pada manusia. Ini adalah hasil awal dalam mencari harapan.
Dengan jumlah orang dewasa dan anak-anak yang terkena diabetes diperkirakan akan meningkat lebih dari 50 persen dalam 20 tahun ke depan karena diet yang tidak sehat, alat penyembuhan sederhana dan murah akan semakin relevan. Rekan penulis studi Kalidas Shetty mengatakan, "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa jika kita mengkonsumsi pir Bartlett dan Starkrimson secara utuh (tanpa dikupas) itu berpotensi memberikan kontrol yang lebih baik terhadap diabetes tahap awal sebagai bagian dari diet sehat secara keseluruhan. "Para peneliti berpikir bahwa" strategi diet yang melibatkan buah, termasuk pir, tidak hanya berpotensi membantu kadar glukosa darah yang terkontrol dengan lebih baik, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada obat-obatan di atas untuk tahap pradiabetes, atau melengkapi mengurangi dosis farmakologi obat dengan efek samping tempur tahap awal diabetes tipe 2."
Baca Juga:
- Tips Mudah Perawatan Gigi Secara Alami
- Kurkumin, Obat Alami Penghilang Nyeri Otot
- Penyebab Penglihatan Spider Web (Eye Floaters)
Kulit buah pir Starkrimson ditemukan memiliki tingkat tertinggi senyawa fenolik, meskipun hasil studi juga menunjukkan bahwa bubuk pir Bartlett atau ekstrak pulpa dapat bekerja sebagai inhibitor ACE ringan. ACE inhibitor merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Fermentasi jus buah pir atau ekstraknya menunjukkan janji dalam mengobati sakit maag. Mereka bekerja dengan menghentikan bakteri yang pada umumnya terkait dengan bisul dan gastritis yang disebut H. pylori. Butuh 24 hingga 72 jam fermentasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tergantung pada berbagai jenis pir dan apakah pH mereka disesuaikan sebelum memulai fermentasi tersebut. Penelitian dalam buah pir bukanlah yang pertama untuk membangun hubungan antara makanan fermentasi dan kesehatan usus. Kita telah mengenal fermentasi makanan selama ribuan tahun sebagai metode pelestarian dan untuk membantu pencernaan.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbuah kesukaan saya ini mas...
BalasHapus:)
Saya juga suka
Hapustapi kalo kebanyakan makan buah pir ini bahaya ga mas??
BalasHapusBahaya untuk isi dompet mas... hehe... pir kan lumayan mahal :D
Hapusbuah pir kenapa rasanya seperti apel ya mas? apakah msh kerabat dekat dgn apel?
BalasHapus