Advertisement
Organisasi PAHO (Pan American Health Organization) mengeluarkan peringatan epidemiologi pada potensi tersebarnya virus nyamuk Zika di berbagai benua, penyakit ini mirip dengan demam berdarah dan Chikungunya, tetapi dengan gejala yang ringan. Kementerian Kesehatan Kosta Rika telah melaporkan bahwa peringatan itu diminta ketika adanya konfirmasi bulan lalu dari kasus pertama Zika yang muncul di Brazil dan di Pulau Paskah Chile.
"Kedekatan pulau ke segitiga Polinesia memberi peringatan untuk Amerika," kata Roberto Castro, dari kementerian Departemen Pengawasan Kesehatan.
Baca Juga:
- Ternyata, Duduk Menyilangkan Kaki Itu Berbahaya
- Efek Negatif Aspartam (Pemanis Buatan)
- Turunkan Risiko Kematian Dini dengan Kopi
Infeksi Zika mungkin tidak diketahui atau salah didiagnosis karena kasusnya akan seperti demam berdarah dan Chikungunya dengan gejala menyebabkan demam, ruam, pembengkakan sendi, sakit kepala dan mata merah. Gejala ini muncul dalam waktu tiga sampai 12 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala ini biasanya ringan dan berakhir dua sampai tujuh hari.
Virus yang dikenal juga sebagai ZIKV ini, untuk pertama kalinya ditemukan pada nyamuk Aedes africanus dan kemudian ditemukan juga pada nyamuk Aedes Aegypti dan nyamuk Aedes polynesiensis. Ada juga kasus penularan oleh spesies Aedes lainnya termasuk Albopictus, saat ini ditemukan di Kosta Rika dan yang juga membawa wabah Chikungunya.
Tidak ada vaksin atau belum ditemukan untuk mencegah virus Zika, bahkan obat untuk mengobatinya pun belum tersedia. “Kit komersial untuk diagnosis serologis Zika tidak ada”, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Namun, Castro mengatakan ada protokol untuk mendeteksi virus ini dengan mengikuti algoritma selama analisis pada darah-sampel, di mana para ahli membandingkan dan membuang karakteristik yang hanya hadir dalam dengue dan infeksi Chikungunya. Castro juga merekomendasikan langkah-langkah pencegahan, seperti membuang benda-benda yang mengumpulkan air tergenang untuk mengurangi penyebaran nyamuk.
Kementerian Kesehatan pekan ini melaporkan bahwa jumlah kasus DBD di Kosta Rika mengalami penurunan sebesar 50 persen dalam jangka waktu lima bulan pertama tahun ini, tetapi angka-angka tersebut bisa meningkat karena musim hujan dimulai bulan lalu.
Sejarah Virus Zika
Virus Zika pertama kali diidentifikasi pada tahun 1947 ketika monyet rhesus yang hidup di hutan Zika di Uganda mengembangkan penyakit demam yang tidak diketahui. Satu tahun kemudian virus ini ditemukan pada nyamuk Aedes Africanus dan kemudian ditemukan juga pada Aedes Aegypti, yang ditangkap di hutan Zika.
Wabah pertama di luar Afrika terjadi pada tahun 2007 ketika kasus dikonfirmasi di Pulau Yap di barat daya Samudera Pasifik.
Pada tahun 2009, ditemukan bahwa virus Zika dapat menular melalui hubungan seksual antara manusia. Profesor Brian Foy, seorang ahli biologi universitas dari Colorado State University, mengunjungi Senegal untuk mempelajari nyamuk dan telah digigit pada sejumlah kesempatan selama penelitian itu. Beberapa hari setelah kembali ke Amerika Serikat, ia jatuh sakit karena Zika, dan istrinya kemudian menunjukkan gejala yang sama, dengan sensitivitas yang ekstrim terhadap cahaya. Foy dan asisten peneliti Kevin Kobylinsky merilis sebuah studi dalam jurnal bulan Mei 2011 yaitu Emerging Infectious Diseases yang menceritakan peristiwa tersebut dan memberikan bukti bahwa Foy ini mungkin menjadi kasus pertama penularan Zika secara seksual.
Temuan itu divalidasi oleh AS National Institutes of Health, yang menganggap bahwa Foy orang pertama yang diketahui meninggal karena virus yang ditularkan serangga ke manusia lain melalui kontak seksual.
ada aja penyakit, kudu bener-bener ingat Tuhan nih
BalasHapusHarus itu mas Affip, ingat Tuhan mah nomor satu.
Hapuswidiihhh bahayA dunia semakin tua semakin banyak penyakit yang belum ada obatnya bermunculan...teliti,nastiti,lan ngati-ngati..semua kuasa Allah SWT
BalasHapusTp, seiring jalannya waktu, obatnya pasti ditemukan juga. Insya Allah. Setidaknya utk sementara, kita hrs lbh mawas diri, karena sebenarnya penyakit timbul karena ulah manusia sendiri.
Hapuswah, padahal udah lama ini virus, tapi belum ada obatnya (belum booming juga, sampai saya gak tau)
BalasHapus