Advertisement
Sebuah studi terbaru yang mempelajari gen dari ikan zebra dan tikus setelah kematian mereka ditemukan bahwa ratusan gen mereka menjadi postmortem aktif. Studi ini bukan berarti bahwa orang yang sudah mati nantinya dapat hidup kembali dan berjalan di antara kita, tetapi hasil penelitian ini memberikan penerangan baru tentang cara potensial untuk membantu kesehatan manusia.
Baca Juga:
- Cara Mengurangi 50 Persen Risiko Kanker Kolorektal
- Cegah Stroke Dari Usia Dini
- Cara Gampang Mencegah Terjadinya Kebotakan
Hasil Studi Yang Mengejutkan
Para peneliti di University of Washington mengevaluasi lebih dari 1000 gen tikus dan ikan zebra yang baru saja mati. Mereka melacak perubahan dalam gen selama 4 hari pada ikan dan 2 hari pada tikus. Namun sungguh mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa ratusan gen benar-benar meningkatkan aktivitas mereka dalam 24 jam pertama setelah kematian. Sebagian besar gen secara bertahap penurunan aktivitas setelah itu, tetapi beberapa gen ikan zebra khususnya tetap aktif meski 4 hari setelah kematian.
Banyak dari gen postmortem terkait dengan tanggapan stres dalam tubuh, seperti mendukung peradangan, mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal stres. Hal ini tampaknya agak logis karena tubuh baru-baru ini berakhir dan bisa mengalami reaksi stres akhir.
Tapi gen tak terduga lainnya juga menjadi aktif. Yang paling mengejutkan adalah gen yang membantu perkembangan embrio. Gen ini biasanya mati setelah melahirkan karena mereka tidak lagi diperlukan. Para peneliti percaya bahwa kebangkitan postmortem ini bisa karena kondisi seluler di mayat yang baru meninggal adalah sama dengan yang di embrio.
Gen yang mendukung kanker juga menjadi lebih aktif secara anumerta. Ini bisa membantu menjelaskan mengapa orang yang menerima transplantasi organ melipatgandakan risiko mereka terkena kanker.
Potensi Manfaat untuk Kesehatan Manusia
Ikan zebra pangsa 70 persen dari kode genetik manusia. Mereka sering digunakan untuk penelitian genetik karena cukup mudah untuk menghubungkan apa yang terjadi pada genom ikan zebra dengan aktivitas yang setara pada genom manusia.
Langkah selanjutnya bagi para peneliti akan melihat bagaimana gen postmortem aktif cocok dengan manusia dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi kesehatan kita.
Para peneliti menunjukkan bahwa tubuh kita mungkin telah berevolusi dengan cara ini untuk memungkinkan penyembuhan atau resusitasi setelah cedera parah. Misalnya, diregulasi gen respon inflamasi setelah sinyal kematian bahwa sudah ada cedera pada sel masih hidup di dalam tubuh.
Dengan melihat lebih dekat pada gen kanker aktif, ada potensi untuk menemukan cara yang lebih baik dari transplantasi organ dan jaringan tanpa meningkatkan risiko kanker penerima. Hal ini juga mungkin untuk menemukan cara menghentikan atau membalikkan aktivasi gen mereka untuk menyembuhkan kanker pada orang hidup.
Dalam sebuah studi tindak lanjut, para peneliti menunjukkan hal lain yang digunakan untuk gen diregulasi dapat secara akurat memprediksi waktu kematian seseorang. Ini bisa membantu dalam penyelidikan kematian mencurigakan atau pembunuhan. Ilmu forensik saat ini bergantung pada bukti yang tidak berhubungan dengan tubuh almarhum, seperti ketika orang itu terakhir terlihat atau ketika mereka membuat panggilan telepon seluler terakhir mereka. Sehingga dengan adanya hal ini, mampu menentukan saat kematian akan menguntungkan penyelidikan.
Penelitian ini mungkin tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita yang lebih besar tentang apa yang menanti kita setelah kematian, tetapi memiliki potensi untuk meningkatkan kehidupan kita sementara kita masih di sini.
Luar biasa... subhanallah...
BalasHapus